PENGURUS KOPERASI PEGAWAI SETJEN DPR SAMPAIKAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
Ketua Koperasi Pegawai Sekretariat Jenderal DPR RI, Helmizar, selaku pengurus Koperasi memberikan laporan pertanggungjawaban pengurus atas kinerja Koperasi Pegawai Setjen DPR RI Tahun buku 2009, dalam acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku2009, di Ruang KK II DPR RI, Senin (29/3).
Helmizar menjelaskan, pengurus Koperasi dalam tahun buku 2009 yang merupakan tahun terakhir masa bakti pengurus periode 2006-2010 telah melakukan segala daya dan upaya, mencurahkan tenaga dan fikiran dalam rangka memajukan Koperasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip perkoperasian. “Kami selaku pengurus koperasi telah berupaya semaksimal mungkin untuk memajukan koperasi pegawai Setjrn DPR,” ujar Helmizar.
Helmizar menambahkan, Koperasi Pegawai Setjen DPR RI pada tahun 2009 telah melakukan diversifikasi usaha yang meliputi pembukaan copy center & printing, travel koperasi, serta pembukaan cafeteria koperasi di wisma Griya Sabha.
Helmizar juga mengatakan, pembukaan sub unit usaha tersebut dimaksudkan disamping semakin mendekatkan pelayanan serta menjawab kebutuhan anggota koperasi, juga merupakan interpretasi dari arahan Ketua Pembina Koperasi untuk menempatkan unit usaha komersil sebagai tulang punggung pendapatan. “Sehingga ke depan unit simpan pinjam akan lebih berorientasi pada tingkat pelayanan yang benefit oriented,” jelas Helmizar.
Secara bertahap hal tersebut dilakukan oleh pengurus koperasi sehingga telah terjadi deregulasi serta penurunan jasa 2 digit pada pinjaman regular dan 1 digit pada pinjaman insidentil. “Prakondisi ini paling baik dan sangat berpihak pada kepentingan anggota,” kata Helmizar.
Pertanggungjawaban pengurus saat ini menurut Helmizar adalah merupakan pencerminan dari kerja kolektif pengurus, pengawas, dan dukungan konstruktif dari Pembina serta partisipasi aktif anggota. Oleh karena itu menurutnya, tidaklah berlebihan kiranya jika pengurus lebih menekankan kepada kebijakan pembangunan system perkoperasian terpadu dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada anggota koperasi sebagai wujud amanah yang diberikan.
Helmizar juga menyampaikan, pada Unit Simpan Pinjam (USP) setidaknya telah terjadi pertumbuhan sebesar 28,05% dari tahun 2008. Sedangkan dari usaha lain seperti perdagangan, pujasera, dan rekanan serta usaha lain-lain yang termasuk kategori non USP juga terjadi pertumbuhan yaitu 22,68% dari tahun sebelumnya.
Dari sisi biaya operasional, Helmizar menyampaikan bahwa pengurus telah berusaha seefisien mungkin untuk dapat menghemat segala bentuk pengeluaran yang sekiranya tidak begitu diperlukan, namun kalaupun secara keseluruhan terjadi kenaikan penyerapan biaya, hal tersebut menurut Helmizar simetris dengan peningkatan pendapatan koperasi pada tahun buku 2009.
Helmizar menyadari sepenuhnya bahwa upaya pencapaian vivid an misi koperasi sangat tergantung dari peran dan partisipasi seluruh anggota. Beban dan tanggungjawab pengurus koperasi untuk mewujudkan visi “Membangun Koperasi Mandiri Melalui Partisipasi Aktif Anggota” menjadi terasa berat ketika menyadari kondisi komposisi struktur permodalan.
Namun dengan dukungan kuat Pimpinan Sekretariat Jenderal DPR RI serta kesadaran anggota tentang pemupukan modal sendiri koperasi terlihat jelas bahwa pada tahun buku 2009 terjadi peningkatan secara signifikan dari Rp. 6.010.883.298,88,- menjadi Rp. 8.429.543.354,17,-, diluar simpanan berjangka koperasi atau tumbuh sebesar 40,24%.
Di sisi lain menurutnya, serapan atas tambahan permodalan pihak ketiga pun masih terus berlanjut terkait dengan pemenuhan kebutuhan anggota, sehingga proporsi struktur permodalan pada tahun buku 2009 menjadi 23,84% modal sendiri, dan 76,16 untuk modal penyertaan pihak ketiga. “Selain partisipasi dari anggota, pertumbuhan koperasi kita masih mendapat andil yang begitu besar dari permodalan perbankan,” jelas Helmizar.(ol) Foto:Iwan Armanias.